Senin, 13 Oktober 2014


OPTIMASI KONDISI PRODUKSI PEKTINASE DARI Aspergillus niger

ABSTRAK

            Pektinase merupakan enzim yang dapat memecah senyawa pektin menghasilkan asam galakturonat. Pektinase dapat diisolasi dari berbagai mikroorganisme salah satunya adalah Aspergillus niger. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum produksi pektinase meliputi pH, temperatur dan waktu fermentasi Aspergillus niger. Fermentasi untuk menghasilkan enzim pektinase dilakukan dengan variasi pH 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan temperatur (30, 35, 40, 45, 50) oC, serta waktu fermentasi selama (24, 48, 60, 72, 96, 120) jam. Ekstrak kasar pektinase hasil fermentasi digunakan untuk menentukan kadar protein dan aktivitas enzim. Aktivitas enzim diukur berdasarkan banyaknya μg asam galakturonat (gula pereduksi) yang dihasilkan oleh hidrolisis pektin pada kondisi optimum. Penentuan kadar protein dilakukan dengan menggunakan reagen Biuret dan penentuan gula pereduksi menggunakan reagen DNS ( Dinitrosalisilat) secara spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum produksi pektinase oleh Aspergillus niger yaitu pada pH 5, temperatur 40 oC dan waktu
fermentasi selama 96 jam dengan konsentrasi pektinase sebesar 7.99 μg/mL dan aktivitas sebesar 20.14 unit.

Kata kunci aktivitas, Aspergillus niger, fermentasi, pektinase

ABSTRACT

           Pectinase is an enzyme that can hydrolyze pectin compounds into galacturonic acid. Pectinase can be isolated from various microorganisms, one of them is Aspergillus niger. The purpose of this research was to determine the optimum conditions of pectinase production including pH, temperature and time of fermentation. The fermentation was done at pH 5, 6, 7, 8, 9, 10, temperature (30, 35, 40, 45, 50) oC and fermentation time for (24, 48, 60, 72, 96, 120) hours. Crude extract of pectinase was determined for the protein content and enzyme activity. The enzyme activity was based on the number of μg galacturonic acid (reducing sugar) that was produced by hydrolysis of pectin in optimum condition. The content of protein was reacted with Biuret reagent and reducing sugars with DNS (Dinitrosalicylate) reagent, and measured by spectrophotometric method. The results showed that the optimum condition of Aspergillus niger to produce pectinase was at pH 5, temperature 40 oC and 96 hours of fermentation time resulting in 7.99 μg/mL pectinase concentration and activity of 20.14 units.

Keywords : activity, Aspergillus niger, fermentation, pectinase.

PENDAHULUAN



            Berkembangnya sektor industri sekarang ini memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penggunaan enzim sebagai biokatalisator, seperti dalam bidang minuman. Beberapa pengamatan yang telah dilakukan membuktikan bahwa penggunaan enzim semakin meningkat dari tahun ke tahun mencapai 10-15%. Enzim memiliki sifat-sifat spesifik yang sangat menguntungkan yaitu, efisien, selektif, mengalami reaksi tanpa efek samping dan ramah lingkungan [1]
. Mikroorganisme merupakan sumber enzim yang paling banyak digunakan daripada hewan dan tumbuhan, karena mikroorganisme memilki pertumbuhan yang cepat dan tumbuh pada berbagai jenis substrat [2]. Pektinase dapat diisolasi dari Aspergillus niger, Bacillus coagulans, Bacillus firmus, Bacillus subtilis dan Penicillium chrysogenum [3]. Aspergillus niger merupakan salah satu jenis kapang yang sering digunakan pada kultivasi media padat untuk menghasilkan pektinase. Kapang ini dapat ditumbuhkan pada media padat.

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat
              Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kultur murni Aspergillus niger diperoleh dari laboratoriun Mikrobologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Bahan-bahan yang digunakan memiliki derajat kemurnian pro analisa (pa) dan for Microbiology. Bahan-bahan yang memiliki kualitas pa .Sedangkan bahan kimia yang digunakan dengan kualitas for Microbiology.
              Peralatan yang digunakan antara lain seperangkat alat gelas, magnetic stirrer, jarum ose, bola hisap, kertas saring Whatman No . 40, syringe, kapas steril, oven, neraca analitik (Mettler Toledo AL 204), penangas air (Wemmert W 200), inkubator (Heraeus Type B 5042), pH meter (Inolab WTW), autoklaf (All, American Model 20X), shaker (Edmund Buhler SM 25 24B),sentrifuse dingin (Juan MR 1889), penangas listrik (Janke-Kunkel), refrigerator, Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu Model 160A double beam), laminal flow air, aluminium foil dan botol sampel.

Produksi dan Isolasi Pektinase
          Aspergillus niger yang telah ditumbuhkan dalam media padat agar miring disuspensikan ke dalam 2 mL akuades steril menggunakan jarum ose. Suspensi ditanam pada 15 mL media cair steril. Optimasi produksi pektinase pengaruh pH dilakukan dengan cara: dalam labu Erlenmeyer 25 ml ditambahkan 2 mL inokulum Aspergillus niger dan 25 mL media cair. Selanjutnya campuran difermentasi pada temperatur 30 oC selama 96 jam dengan variasi pH 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Optimasi produksi pektinase pengaruh temperatur dilakukan dengan cara yang sama pada pH optimum pada variasi temperatur 30, 35, 40, 45, dan 50 oC selama 96 jam. Sedangkan Optimasi produksi pektinase pengaruh waktu fermentasi dilakukan dengan cara yang sama pada pH dan temperatur optimum dengan variasi waktu 24, 48, 60, 72, 96, dan 120 jam.

Masing-masing campuran substrat yang sudah difermentasi ditambah 5 mL buffer asetat pH 5, kemudian dihomogenkan supaya enzim pektinase terekstrak, selanjutnya sampel disentrifugasi pada 3000 rpm selama 30 menit pada temperatur 4 oC dan supernatan merupakan ekstrak kasar enzim pektinase.

Uji Kadar Protein
         Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode Biuret. Sebanyak 2 mL larutan enzim ditambah 8 mL reagen Biuret dan 2 mL larutan kasein, kemudian dikocok dan diinkubasi pada temperatur 50 oC selama 30 menit. Serapan diukur pada panjang gelombang 540 nm sehingga kadar protein diketahui dengan memplotkan nilai serapan pada persamaan regresi kurva baku kasein. Sebagai larutan blanko 4 mL akuades ditambah 8 mL reagen Biuret selanjutnya diperlakukan sama seperti perlakuan sebelumnya.

Uji Aktivitas Pektinase
         Tabung reaksi sebanyak 2 buah masing-masing diisi 1 mL susbtrat pektin 0,5 % (b/v). 1 mL ekstrak kasar pektinase dan 1 mL buffer asetat pH 5, kemudian dipanaskan dalam penangas air pada temperatur 50 oC selama 55 menit, selanjutnya pada tabung 2 diisi dengan 1 mL akuades dan diberi perlakuan yang sama seperti sampel. Setelah itu ditambah dengan 2 mL reagen DNS dan dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Selanjutnya campuran dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan dengan akuades hingga tanda batas. Larutan diukur serapannya pada panjang gelombang 495 nm. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

          Hasil dari penelitian ini membahas kondisi optimum produksi pektinase oleh Aspergillus niger meliputi pH, temperatur dam waktu fermentasi. Ekstrak kasar pektinase hasil isolasi digunakan untuk menentukan aktivitas dan kadar protein. Nilai aktivitas pektinase dinyatakan dalam satuan unit aktivitas, yaitu banyaknya μg gula pereduksi (asam galakturonat) yang dapat dihasilkan oleh satu mL enzim dalam satu menit. Banyaknya enzim yang dihasilkan diasumsikan sebagai banyaknya protein yang dihasilkan, sehingga protein tinggi maka aktivitas enzim tinggi juga.
KESIMPULAN
          Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi optimum produksi pektinase dari Aspergillus niger yaitu pada pH 5, temperatur 40 oC dengan waktu fermentasi selama 96 jam menghasilkan ekstrak kasar pektinase dengan konsentrasi 7.99 μg/mL dan aktivitas 20.14 unit. 



Sumber :

1. Rahayu S., 2004, Karakteristik Biokimiawi Enzim Termostabil Penghidrolisis Kitin, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
2. Jayani R. S., Saxena dan Gupta R., 2005, Microbial Pectinolytic Enzymes a Review, Proses Biochem, 40: 2931-2944.
3. Akhdiya A., 2003, Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin Termostabil, Buletin Plasma Nutfah 2003; 9 (2): 38-44.
4. Bayoumi R. A., Hesham M. Y., Mahmoud A., Swelim E., dan Abdel-All Z., 2008, Production of Bacterial Pectinase from Agro-Industrial Waste under Solid State Fermentation Conditions, Journal of Applied Sciences Research, 4(12): 1708-1721, INSInet Publication.
5. Sujarwo., 2009, Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Xilanase dari Aspergillus niger, Skripsi Program Sarjana Kimia, Universitas Brawijaya, Malang.
6. Prayitno D. A., Rachmawaty R., Handayani H., Selvy F., dan Sari R. P., 2011, Penggunaan Enzim dalam Industri Pangan, Universitas Diponegoro, Semarang.
7. Berry S. H., dan Yusuf A., 2009, Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Pektin dengan Metode Ekstraksi, Universitas Diponegoro, Semarang.
8. Muffarikha I.,Roosdiana A.,Prasetyawan S.,KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 1, pp. 393 -399 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya , Malang.